Minggu, 18 Desember 2011

Setahun Kejadian Modus Penipuan Yaman Hiburan Harefa

Kering sudah air mata meratapi nasib akibat penipuan yang dilakukan oleh Yaman Hiburan Harefa.  Tgl 15 Desember 2012 yang lalu, genap 1 tahun kejadian tersebut.  Tidak tanggung-tanggung, si pelaku menipu pengusaha, karyawan swasta, TNI, Polisi, PNS.  Total uang yang dibawa kabur lebih 70 Miliar.  Modus penipuan yang dilakukan oleh yang bersangkutan adalah dengan menawarkan penanaman modal produk Forex di PT. Millenium Cabang Bandung.  Keuntungan yang didapat akan dibagikan setiap hari.  Hingga saat ini, kasus tersebut seakan ditelan bumi.  Para korban seolah-olah kaku mulut, tidak bisa bicara.  Namun, sayangnya korban si pelaku adalah saudara se-daerahnya, yaitu Orang Nias.  Bahkan ada sepupu, tante kandung, ipar dan orang-orang dekatnya.  Pelaku tidak pilih bulu.
Awalnya, orangtua dan saudaranya ikut malu, berani sumpah dan berkata “tidak tahu” untuk menghindari amukan massa.  Sempat juga rumah yang di kampong dilempar dengan batu.  Tapi, itu tidak berlangsung lama.  Maklum, orang Nias kebanyakan lebih mengedepankan Tuhan-nya dengan berkata: “Tuhan akan ganti lebih dari itu”.  Memang ada juga orang-orang yang menyalahkan dirinya sendiri.  Bagaimana tidak, ada yang bunuh diri, ada yang terpaksa pulang kampong karena rumah sudah terjual, bisnis gak jalan alias bangkrut.
Setelah setahun kejadian tersebut, banyak orang yang melihat kehidupan mewah dari orang-orang dekat si pelaku, termasuk orangtuanya di kampung.  Boleh dikata, kalung emas di leher orangtuanya sebesar rantai anjing.   Keluarganya hidup dalam kemewahan dan kecukupan.  Ternyata, sikap “tak tahu” orangtuanya hanyalah scenario yang didramatisasi.  Wajar saja, kalau tidak begitu ya bisa habis keluarganya.
Ah, kita lupakanlah kehidupan mewah keluarga dan orang-orang dekatnya.  Sekarang kita lihat sisi kehidupan para korban.  Kini, ada keluarga yang saling melaporkan saudaranya ke Polisi hanya gara-gara uang pinjaman atau pemberian.  Tidak kenal lagi apakah saudara kandung atau sahabat, pokoknya minta supaya utang pinjaman uang dikembalikan.  Padahal, mereka adalah para korban yang tadinya sangat bersahabat.  Ada juga korban yang mati gara-gara memikirkan uangnya.  Sudah 2 orang yang mati akibat darah tinggi, satu orang yang bunuh diri.  Ekonomi keluarga korban semakin hari semakin buruk karena dililit utang dimana-mana.  Oh Gusti, beri kami kekuatan..!
Dampak dari penipuan ini juga berpengaruh pada sikap perayaan Natal kali ini.  Lesu dan tidak bergairah, tatapan mata kosong, seakan tidak punya harapan akan masa depan.  Lagi-lagi, korban hanya menyesali diri.  Setiap detak jantung hanya mengutuki si Yaman Hiburan Harefa.   Para korban gak bisa beli baju anak-anaknya dan hanya bisa makan seadanya.   Sukacita para korban sudah direnggut oleh si Yaman Hiburan Harefa.  Luka korban seakan tak bisa sembuh, sulit untuk melupakannya.  Setiap tangisan anaknya, selalu mengingatkan dirinya sebagai korban si Yaman Hiburan Harefa.